MENETAS DARI CANGKANG KEBODOHAN
22.24 | Author: Pasaraman Dharmashila
Dalam seni mencari kebahagaian, ternyata kebahagiaan adalah sebuah pilihan tanpa pembatasan kriteria apapupun. Semenjak manusia tercipta, terbentuk dalam rahim ibu (gharbhawasa), embrio (bakal bayi) dipenuhi oleh berbagai keterbatasan, gerak, ruang, makanan, dll., termasuk BEBAN KARMA masalampau (karmaphala).  Kelahiran ulang sebagai manusia yang nantinya berbekal SUKHA (kesenangan), DUKHA (kesedihan), LARA (derita), PATI (kematian).
Dalam pembelajaran mencari hakekat tertinggi dari suatu kebahagian adalah dengan menyadari ulang keBERADAan kita. Kita terLAHIR dengan KEBAHAGIAAN, seperti saat kita keluar dari belenggu gharbhawasa (perut). Perhatiakan bagaimana saat bayi keluar dari rahim menuju dunia (mayapada). Teriakan, jeritan, itu bukanlah tangisan sedih melainkan adalah tertawa riang sang roh yang telah amat sangat bahagia untuk bisa terlahir sebagai mansia. Bahagia untuk bisa MENGHIRUP nafas kehidupan.