doa,
pujian, ucapan terimaksih. Dan air ketiga dibiarkan begitu saja. Ternyata
hasilnya cukup menghebohkan, dimana, setelah diambil foto kristal air yang
terdapat pada masing - masing sampel air, ditemukan pola, bentuk kristal yang
berbeda. Ketika air di berikan ucapan kotor (negatif) maka air tersebut tidak
membentuk kristal sama sekali, bahkan menampilkan kambaran yang tidak jelas. Pada
sampel kedua ketika air diberikan ucapan pujian, doa (positif), maka membentuk
kristal yang sangat jernih dan indah. Sedangkan pada sampel ketiga tidak
diemukan hasil yang sepesial.
MASARU menyimpulkan bhwa air itu “HIDUP”,
dan merespon apapun yang di programkan ke air. Bahkan, konon menjelang perang
dunia ke II, sejumlah profesor, jendral perang jepang, diketemukan dalam
keadaan sekarat karena keracunan pada saat rapat membehas teknologi perang dengan
menggunakan RACUN ORGANIK. Setelah diteliti, ternyata penyebab keracunan itu
bersumber dari air mineral yang disiapkan saat rapat. Namun setelah diteliti
ulang air tersebut sama sekali tidak mengandung zat racun. Disimpulkan pada
saat rapat berlangsung, ada begitu banyak ide jahat, kebencian yang mereka
rencanakan, dan mempengaruhi air hingga membentuk RACUN.
Jika kita mau menoleh ulang pada
budaya nusantara, tepatnya pada tradisi AGAMA HINDU yang selalu menggunkan
unsur AIR (tirta) dalam setiap ritual keagamaan, tampaknya penelitian MASARU
terbilang ketinggalan jaman. Agama Hindu Nusantara, yang disebut juga agama
TIRTA (air) telah memanfaatkan kedhsyatan unsur air ini untuk segala hal, baik
sebagai simbolis TUHAN (bhatara meraga tirtha), ataupun sebagai sarana USADHA
(pengobatan) berbagai jenis penyakit. Bahkan terdapat sebuah sastra usadha (kitab
tentang pengobatan) yang khusus hanya menggunkan unsur air, yaitu USADHA YEH
(toya).
Pada ritual keagamaan Hindu di Bali,
air (tirta) adalah element terpenting, bahkan disebutkan semua upacara ataupun
upakara jika belum diperciki tirta (air) maka tidak akan membawakan hasil.
TIRTA WEDA adalah air suci yang
dibuat dengan olah bhatin dan mantra Pedanda (Sulinggih), misalnya dengan
mantra UDAKANJALI (UDAKA = air, ANJALI = pemujaan). Tirta ditempatkan pada
SIWAMBA (air Siwa), dilengkapi dengan berbagai bunga indah, diiringi mantra
suci. Sekarang pun mulai dikembangkan sebuah terapi unik dengan menggunkan air
yang diisi dengan berbagai bunga.
Jadi masyarakat Hindu, khususnya di
Bali, telah dari berabad-abad lampau memperaktekan, menikmati khasiat air
(tirta) baik untuk penyembuhan ataupun spiritual.
0 komentar: