SERULING KEHIDUPAN
18.22 | Author: Pasaraman Dharmashila
Suatu ketika pohon bambu liar sedang mengeluh kepada seruling, berkeluh akan keadaan, menyesali kehidupan, meratapi derita.  
"Wahai seruling kamu amat beruntung setiap kali kamu mendapat pujian atas indah merdu suaramu, dielus dan dicumbu oleh pemilikmu, seringkali tepuk tangan terdengar untuk mu", ucapnya. 
"Sedangkan aku apa....? aku tiada lebih dari pohon kotor terjepit, tiada arti, jangankan sorak sorai, bahkan tubuhku hanya di hadiahi kotoran sang burung, orang hanya menyebutku si pembuat gatal.....kamu sungguh beruntung wahai seruling....".Dengan bijak dan lembut sambil tersenyum, si Seruling menjawab, "sesungguhnya aku juga berasal dari tempat ini, hutan ini, tapi aku mengijinkan tubuhku untuk dibentuk seperti sekarang".

"Dan tahukah kamu betapa sakitnya tubuh ini ketika rantingku dipotong, betapa ngilunya tubuhku ketika mereka membuat begitu banyak lobang pada tubuh ini, dan bagaimana perihnya kulit ini ketika mereka mengoyak dengan amplas....? "Aku sama dengan kamu, tapi bedanya aku mengijinkan diriku dibentuk, aku dan kamu adalah bambu yang sama...!!

Belajar dari kisah ini, sesungguhnya derita apapun yang kita alami sekarang, keluh apapun yang menggundah di dada, sedih, pilu dan segalau apapun yang kita rasa, serta sebesar apapun lobang di dada kita... itulah proses pembentukan kita menjadi sosok dewasa, kuat, indah dan  bijak. Sukses....!!!

This entry was posted on 18.22 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: